Antara Kecanggihan Sukhoi dan Kekuatan Magis Gunung Salak

Pesawat Sukhoi jatuh di Gunung Salak, Bogor, setelah hilang kontak. Adakah penyebabnya terkait dengan keangkeran lokasi? Cerita mistis kawasan Gunung Salak yang menelan korban pesawat dan pendaki pun sudah bukan rahasia umum.
 Masih ingatkah Anda dengan hilangnya tujuh siswa STM Pembangunan, Jakarta Timur pada April 1987 lalu? ya, mereka ditemukan tewas di kawasan gunung itu. Mereka terperosok ke jurang di Curug Orok yang memiliki kedalaman sekitar 400 meter di punggung gunung.

Gunung Salak memang indah namun memiliki jalur yang cukup sulit dengan medan hutan yang rapat. Memang tidak jarang pendaki yang menjelajahi gunung tersebut. Tapi dari cerita yang beredar, kebanyakan mereka hilang atau tidak kembali lagi.
Simak cerita mistis Gunung Salak berikut yang diposting seseorang di link: sejarah.kompasiana.com

Sukhoi dan Misteri Segitiga Bogor

Di wilayah sekitar Halimun Bogor dan sekitarnya ada benteng-benteng milik Prabu Siliwangi yang tak kelihatan, pusat kerajaan ada di Gunung Salak, sebenarnya ini sudah menjadi rahasia umum. Catatan sejarah soal Kerajaan Siliwangi pasca kehancurannya setelah diserang Kesultanan Banten pada tahun 1620-an, adalah catatatan pertama kali dari Scipio yang melakukan ekspedisi sekitar tahun 1687 mencatat ada ratusan macan gembong atau harimau bertempat tinggal di sebuah bangunan dekat Kebun Raya Bogor sekarang, selain itu ditemukan rawa yang berisi badak di sekitar Sawangan, dinamakan Rawa Badak dimana di ujung Rawa Badak ditemukan juga situs parit dan bekas tembok keraton yang dijadikan sarang macan, sekarang sarang macan ini dikenal pertigaan beringin di Sawangan. Selain catatan-catatan arkeologi, ada catatan mistis tentang segitiga Bogor.

Ada kecenderungan suatu pola dimana pesawat jatuh di tempat yang sama, di tahun 1966 helikopter yang ditumpangi Laksamana RE Martadinata jatuh, sampai sekarang penyebabnya tidak ketahuan. Lalu banyak pesawat jatuh di sekitar lokasi yang sama sekitar gunung salak dan gunung halimun.

Ada tiga gunung yang dianggap angker di masa Mataram Sultan Agung, pertama Gunung Merapi, Kedua Gunung Slamet dan Ketiga Gunung Halimun, diantara ketiganya Gunung Halimun-lah yang dianggap paling angker karena memiliki misteri luar biasa. Sampai saat ini banyak peristiwa jatuhnya pesawat di sekitar segitiga Gunung Halimun-Gunung Salak-Gunung Gede.

Daya energi ketiga gunung itu ada di Istana Cipanas, sekitar gedung yang dibangun Bung Karno namanya Gedung Bentol, tempat dimana Bung Karno selalu bermeditasi sejak dia menempati Istana Merdeka di tahun 1949. Di belakang Gedung Bentol ada sumber air panas, yang merupakan energi dari Siliwangi.

Dilamarnya Puteri Dyah Pitaloka yang kecantikannya serupa bidadari dan mewariskan kecantikan yang bisa dilihat pada gadis-gadis Bandung, Cianjur dan Sumedang sekarang ini adalah rahasia ‘Wahyu Nusantara’ yang dimiliki kerajaan Pajajaran, dimana Gadjah Mada ingin memilikinya “Siapa yang menguasai Wahyu Nusantara dia akan menguasai Indonesia’, penguasaan wahyu nusantara ini menimbulkan konflik antara Hayam Wuruk yang berpendapat bahwa wahyu itu bisa diambil dengan cara Ken Arok yaitu menikahi puteri sang Raja, di satu sisi wahyu bisa diambil dengan cara menaklukkan Pajajaran dan membangun kerajaan Majapahit Barat di Pakuan.

Tanpa disengaja menurut kepercayaan banyak orang Bung Karno mengawini puteri Bandung yaitu : Inggit Garnasih yang ditengarai masih keturunan Raja Siliwangi dimana wahyu Nusantara bersemayam di tubuh Inggit Garnasih, dan Bung Karno keturunan langsung Brawijaya V mengobarkan semangat Nusantara bermula di Bandung pada rapat politik Radicale Concentratie di Bandung tahun 1922.

Bandung adalah kota terakhir dimana Prabu Linggabuana menyucikan diri di danau Bandung sebelum berangkat ke Majapahit dan kelak beristirahat di Pesanggrahan Bubat dimana kemudian datang Gadjah Mada dan terjadilah insiden pembunuhan dan pembantaian besar-besaran rombongan Pajajaran.

Sisa-sisa dari Laskar Perang Bubat melarikan diri ke Gunung Salak, sementara sisa-sisa dari punggawa Siliwangi yang diserang Banten lari ke Gunung Halimun. Tempat dimana seringnya pesawat menghilang, ini mirip dengan segitiga Bermuda dan segitiga formosa.
Gunung Halimun dan Gunung salak ini mirip Gunung Lawu yang disucikan Majapahit, tak boleh ada yang melintasi diatasnya, burungpun bisa mati bila melewati satu titik tanah yang sakral.

Apakah kejatuhan Pesawat Sukhoi ini sama dengan medan magnetis di Segitiga Gunung Halimun-Salak-Gede? seperti medan magnetis yang ada di segitiga bermuda dan segitiga formosa? Wallahu’alam…….

-------------------------------------------------------------------------------------------

Medan Magnet dari Gunung Salak

Dari cerita diatas, adakah hubungannya dengan kejatuhan pesawat Sukhoi yang terkena medan magnetis Gunung Halimun-Salak-Gede? Terlebih dikatakan kondisi pesawat Sukhoi dalam keadaan prima dan merupakan pesawat terbaik milik Rusia.

Misteri Gunung Salak kini banyak dikaitkan dengan jatuhnya Sukhoi Superjet 100. Prabu Siliwangi, menurut cerita mistik, adalah penunggu Gunung Salak. Juru kunci gunung tersebut pun angkat bicara perihal ramalan tragedi Sukhoi dan kisah Prabu Siliwangi.

Pesawat canggih buatan Rusia itu dianggap memamerkan kelebihannya di atas kawasan pangapungan, sebutan Gunung Salak zaman dulu. Padahal, sikap unjuk gigi dengan melakukan manuver berlebihan ini merupakan sikap yang tidak disukai penguasa gunung ini. Ya, Prabu Siliwangi tidak menyukai orang yang suka melihat orang sombong dengan memamerkan kepandaian atau kelebihannya.

Semua itu disampaikan langsung oleh Juru Kunci Gunung Salak, Marsya Abdullah. Ketika ditemui wartawan di kediamannya tepatnya di Kampung Pasir Pogor RT 03/07, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Pria berusia 40 tahun ini membeberkan secara panjang sejarah Gunung Salak.

Menurut Marsya, dari cerita nenek moyangnya secara turun temurun bentuk Gunung Salak tidak sebesar sekarang. Gunung Salak ini berjenis kelamin laki-laki. Tragedi Sukhoi Rabu 9 Mei pun telah diramalkan sekitar tahun 1980. Ramalan itu diketahui Marsya dari ayahnya sendiri, Alm Mbah Haji Entong Madrowi.

Bunyi ramalan itu yakni suatu hari nanti Gunung Salak bakal banyak dikenal dan dikunjungi warga. Di kawasan pangapungan akan dijadikan landasan pesawat terbang.

“Memang ramalan itu tidak merinci secara detail. Namun kejadian jatuhnya pesawat ini membuktikan ramalan nenek moyang. Akibat kejadian ini Gunung Salak diketahui banyak orang. Malah beritanya sampai ke luar negeri. Kedua, di kawasan ini dibuat landasan helikopter. Dan ini juga terbukti dengan digunakannya sejumlah tempat di sekitar kawasan gunung dijadikan tempat landasan helikopter (helipad),” papar Marsya.

Namun Marsya mengkhawatirkan, insiden itu merupakan tanda turunnya kembali Gunung Salak untuk melamar Gunung Gede. Soalnya, dari cerita nenek moyang dahulu kala Gunung Salak pernah melamar Gunung Gede. Namun, waktu itu Gunung Gede menolak keinginan Gunung Salak. Alasannya, waktu itu bentuk Gunung Salak tidak sebesar sekarang.

Gunung Salak, dari cerita karuhun Marsya akhirnya pulang dan melakukan tapa. Kemudian, bentuk Gunung Salak menjadi besar seperti sekarang. Dengan bentuk yang baru, akhirnya Gunung Salak kembali datang ke Gunung Gede. Gunung Gede akhirnya malu melihat bentuk Gunung Salak berukuran besar. Saking malunya Gunung Gede menutup muka dengan ramo ( jari-jari tangannya) yang akhirnya menjadi Gunung Pangrango. Waktu itu, Gunung Gede pulang dan berjanji akan kembali lagi untuk meramal secara pasti.

“Yang namanya ngelamar pasti harus ada persiapan seperti barang-barang berharga dan harus banyak orang yang mengantar. Ditakutkan, jatuhnya pesawat ini bagian dari Gunung Salak untuk mengumpulkan pengantarnya,” jelas Marsya.

Juru kunci tersebut juga menegaskan untuk mencegah hal itu, hendaknya tiap pengunjung yang datang ke Gunung Salak menjaga sikap dan ucap. Jangan sampai, penguasanya tersinggung dan akhirnya menjadi petaka. “Ibarat kita bertamu ke rumah orang lain harus memakai tata krama,” tandas ayah tiga anak ini.

Anda percaya? Adalah hak Anda untuk tidak mempercayainya, namun menghargai pendapat orang adalah penting. Apapun penyebabnya, tetaplah takdir yang mengijinkan pesawat itu jatuh di Gunung Salak. Semoga Tim Investigasi cepat mengungkap penyebab tragedi tersebut.

Sumber : 1 2



Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

Populer