Supersemar, Naskah Paling Berpengaruh bagi Indonesia Pra-Kemerdeaan Yang Tetap Diragukan Keasliannya

11 Maret , Tragedi Supersemar , yang belum terungkap kebenarannya
Benarkah sampai sekarang belum terungkap kebenarnnya ?

Saat ini media sedang gencar-gencarnya mengungkap keberhasilan POLRI mengungkap Jaringan teroris di negeri ini sehingga kasus Bank Century mulai meredup. Namun sebenarnya ada peristiwa lain yang jauh lebih redup dari isu terkait Bank Century, yaitu terkait dengan Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966 yang lalu.


Sebelum tahun 1997 bertepatan dengan lengsernya pemerintahan Soeharto Peristiwa Supersemar tersebut dianggap sebuah Sejarah yang benar dan tidak menimbulkan kontroversi yang besar pada saat itu. Namun setelah Presiden Soeharto lengser, maka banyak pihak yang mencoba mengungkap dan mencari tahu terkait kebenaran dari banyaknya Cerita Sejarah yang memungkinkan fakta dan kebenaran dari Sejarah tersebut di “skenario” oleh Presiden Soeharto kala itu.

Beberapa cerita Sejarah yang menimbulkan kontroversi pasca lengsernya Presiden Soeharto bisa kita lihat misalnya dalam kasus Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau yang lebih kita kenal dengan G-30-S-PKI. Dimana dalam sejarah pemberontakan tersebut hingga detik ini mungkin belum terungkap kebenaranya sehingga penayangan film terkait peristiwa tersebut saat ini juga dilarang. Bahkan sebelum itu, film tersebut seolah menjadi tontonan wajib tayang di Televisi.
Hal yang sama ternyata juga dialami dengan terkait Kebenaran dari Sejarah Supersemar ini, dimana sebagian dari kita tahu selama ini dan sebagaimanapula tercantum dalam keterangan Wikipedia disana di jelaskan bahwa Sejarah Supersemar yaitu sebuah Surat Perintah yang dikeluarkan oleh Presiden RI yang saat itu di pegang Oleh Presiden Soekarno yang diberikan kepada Jenderal Soeharto berisi perintah yang menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu.

Sehingga dengan adanya Surat tersebut seolah Soeharto memiliki wewenang yang sangat besar untuk mengeluarkan sebuah kebijakan-kebijakan strategis termasuk kebijakan-kebijakan politik. Hal inilah yang hingga detik ini mungkin masih membuat para Sejarawan belum bisa mengungkap kebenaran dari fakta Sejarah yang sebenarnya dari peristiwa tersebut.

Terkait dengan kebenaran dan Fakta Sejarah dari peristiwa Supersemar ini mungkin akan teramat sulit untuk mengungkap kebenaranya dikarenakan tokoh central dari peristiwa itu sendiri yaitu Suharto sudah meninggal, dan mungkin begitu juga dengan orang-orang atau saksi yang melihat dan tahu betul terkait kasus ini juga mungkin sudah meninggal. Sehingga jika dikembangkan lagipun akan mengalami kesulitan.

Mungkin yang harus kita lakukan saat ini adalah “Pelajaran”. Yup, Pelajaran. Sejarah Supersemar, Sejarah G-30-S-PKI dan peristiwa sejarah yang lain yang tidak berhasil diungkap dan terungkap kebenaran dan Fakta yang sesungguhnya menjadi pelajaran buat Bangsa ini supaya tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang serupa atau bahkan mungkin lebih buruk dari sebelumnya. Dan untuk mencegah hal tersebut maka dibutuhkan peran dari semua kalangan dan semua pihak untuk selalu dan selalu melihat dan merekam setiap peristiwa yang terjadi disekitar kita. Dan yang lebih penting adalah mengumpulkan catatan sejarah tersebut dalam sebuah dokumen yang resmi dan bisa dipertanggungjawabkan kebenaranya secara hukum, sehingga peristiwa seperti sejarah-sejarah yang belum terungkap sebelumnya tidak akan pernah terjadi lagi.

Fakta Unik ' Supersemar"

Naskah Supersemar tersebut beredar dari milis dan email. Dalam versi online ini, naskah Supersemar diketik di atas kertas berkop Presiden Republik Indonesia disertai logo padi dan kapas di atasnya.
Selain logo padi dan kapas, ada juga logo burung Garuda di sisi kiri. Di akhir naskah ada tanda tangan Presiden Indonesia Soekarno pada 11 Maret 1966. Naskah ditulis dalam ejaan lama.Sejumlah kejanggalan ada dalam naskah tersebut. Misalnya meskipun menggunakan ejaan lama, anehnya nama Soeharto dan Soekarno ditulis dengan ejaan baru.

Ada empat diktum dalam naskah tersebut. Diktum pertama berisi ‘Mengingat’. Kedua, Menimbang. Ketiga Memutuskan dan Memerintahkan’. Keempat bertulis selesai.

Dalam ‘Mengingat’, ada 2 hal yang disampaikan yakni pertama, mengingat tingkatan revolusi sekarang ini serta keadaaan politik nasional maupun internasional. Kedua, Perintah Harian Paglima Tertinggi Angkatan Bersenjata/ Presiden/ Panglima Besar Revolusi pada tanggal 8 Maret 1966.

Dalam ‘Menimbang’ juga berisi 2 hal. Pertama, perlu adanya ketenangan dan kestabilan pemerintahan dan jalannya Revolusi. Kedua, perlu adanya jaminan dan kewibawaan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimimpin Besar Revolusi serta segala ajaran-ajarannya.

Sementara dalam ‘Memutuskan/ Memerintah’ berbunyi kepada Letnan Jendral Suharto, Menteri Panglima Angkatan Darat. Atas nama Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimimpin Besar Revolusi memerintahkan tiga hal.

Satu, mengambil segala tindakan yang dianggap perlu, untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya Pemerintahan dan jalannya Revolusi, serta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimimpin Besar Revolusi/Mandataris M.P.R.S demi untuk keuntuhan bangsa dan negara Republik Indonesia, dan melaksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolusi.
Dua, mengadakan koordinasi pelaksanaan perintah dengan Panglima-panglima angkatan lain dengan sebaik-baiknya. Ketiga, supaya melaporkan segala sesuatu yang bersangkut-paut dalam tugas dan tanggung-jawabnya seperti diatas.
Pada Diktum kempat hanya tertulis Selesai.

Apakah benar Naskah Supersemar itu Palsu ?

Menurut kesaksian staf intel Komando Operasi Tertinggi Gabungan-5 (G-5 KOTI) Salim Thalib, naskah Supersemar yang dikenal sekarang adalah palsu. Selain aslinya tidak serapi itu, isi naskah juga tidak sama dengan naskah aslinya.
Naskah Supersemar

Beberapa kalangan menilai, latar belakang Supersemar tak lepas dari persaingan antara PKI dan Angkatan Darat. Sebelum terjadinya G-30-S, persaingan antara PKI dan Angkatan Darat sudah dalam taraf saling jegal menjegal. Bahkan PKI sampai ingin membangun “Angkatan Kelima” dalam militer, untuk menggeser Angkatan Darat. Dan Angkatan Darat ingin menggeser PKI.

Dalam beberapa pidato Soekarno menjelang ambruknya, bisa ditangkap adanya konspirasi tanpa sepengetahuan Soekarno. Sehingga timbul kecurigaan banyak orang. Mungkinkah Supersemar “sengaja” dinyatakan hilang? Betulkah naiknya Soeharto sebagai presiden adalah inskonstitusional karena bertentangan dengan amanat Supersemar? Dan karenanya Supersemar mesti lenyap secara misterius? Apakah bisa dipercaya begitu saja bahwa dokumen negara sepenting itu bisa hilang? Dengan kata lain harus dilenyapkan!
Jendral M Yusuf

Jika Supersemar memang begitu monumental, di mana keberadaannya sekarang? Jenderal M. Jusuf pernah mengaku memiliki salah satu salinan Supersemar, namun hingga saat meninggalnya, ia tidak mau menunjukkan salinan tersebut kepada publik. Sementara dua naskah Supersemar di Arsip Nasional hanya berbentuk fotocopy. Anehnya kedua naskah itu tidak mirip karena diketik dengan spasi berbeda. Pertanyaannya, yang manakah di antara kedua naskah itu yang otentik? Atau apakah malah keduanya sama-sama tidak otentik?

Jangan sampai kita melupakan sejarah kita walaupun sudah terlewat kejadian nya begitu lama yaitu taun 1966. Tapi minimal kita tau tentang kejadian ini, dan bisa jadikan pelajaran kedepannya agar tidak terluang lagi kejadian ini. Sejarah merupakan pelajaran untuk masa depan, semoga Indonesia menjadi negara yang semakin maju dalam hal kebaikannya

Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

Populer