Adik Abu Rizal bakrie Itu Resmi Menjadi Memimpin Salah Satu Perusahaan Milik Yahudi

Jakarta - Indra Bakrie, adik pengusaha kaya Nirwan dan Aburizal Bakrie dijagokan menjadi Komisaris Utama Vallar Plc, perusahaan milik keluarga Rothschild. Direktur Utama PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dijagokan untuk menjadi Direktur Utama Vallar.

"Indra Bakrie menjadi Komisaris Utama, sedangkan Ari Hudaya diusulkan menjadi CEO," ujar sumber detikFinance, Selasa (16/11/2010).

Indra Bakrie dijagokan sebagai Komisaris Utama lantaran ia merupakan pewaris tahta Nirwan Bakrie. Ari Hudaya dijagokan menjadi pimpinan Vallar Plc karena posisinya saat ini sebagai Direktur Utama BUMI.

Vallar Plc akan mengakuisisi 5,2 miliar saham BUMI atau sekitar 25% saham di harga Rp 2.500 per saham. Sebagai gantinya, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) akan memiliki 43% saham Vallar Plc melalui eksekusi 50,5 juta saham baru Vallar seharga GBP 10 per saham.

Dengan demikian, BNBR akan menjadi induk usaha Vallar Plc, sedangkan Vallar Plc akan memiliki 25% saham BUMI. Valar pun akan berganti nama menjadi Bumi Plc.

Vallar Plc merupakan perusahaan investasi milik keluarga Rothschild yang merupakan bankir terkaya di dunia. Vallar baru saja menggelar IPO raksasa di Bursa London senilai US$ 1,07 miliar atau Rp 9 triliun pada Juli 2010. (dro/qom)

sumber

Keluarga Rothschild dan Gerakan Zionisme

Bisnis keluarga Rothschild telah berjalan lebih dari 2 abad, mencapai 7 generasi, dan masih tetap eksis hingga hari ini
Oleh: Alwi Alatas*

KADANG seseorang, atau sebuah keluarga bisa begitu kayanya, sampai-sampai kesuksesannya itu menjadi sebuah tamsil bagi masyarakatnya. Hal ini sangat kentara pada Mordecai Meisel (1528-1601), seorang jutawan Yahudi dan seorang court jew kelahiran Praha (kini masuk wilayah Republik Ceko) yang sangat menonjol pada masanya, sehingga Yahudi-Yahudi Ghetto di Eropa sering bersenandung selama beberapa generasi, “Saya ingin sekaya Meisel.”

Court Jew adalah istilah untuk para banker dan ahli keuangan Yahudi yang menangani keuangan, atau meminjamkan uang pada para bangsawan Kristen Eropa.

Kemakmuran dan karier bisnis Meisel baru menemui padanannya 2-3 abad kemudian, kali ini bukan pada satu figur, melainkan pada sebuah keluarga Yahudi yang sangat kaya dan berpengaruh di Eropa dan dunia, yaitu keluarga Rothschild, begitu kutip Jacob Rader Marcus, The Jew in Medieval World.

Nama dan sepak terjang keluarga Rothschild di Eropa telah menjadi legenda dan, bagi sebagian orang, diliputi aura misteri. Dalam review buku Niall Ferguson yang berjudul The House of Rothschild, Anthony Bianco mengawali tulisannya dengan kalimat berikut: ’In the annals of business, no name--not Morgan, not Rockefeller, not Gates--is as resonant of power and mystery as Rothschild. In building the mightiest private bank the world has ever seen, the Rothschilds amassed the largest private fortune in the history of capitalism.’

Majalah Time menulis, “Dinasti perbankan kuno dan tidak biasa ini menutup dirinya dari tatapan publik yang penuh rasa ingin tahu, sementara peta dan sejarah Eropa telah diubah oleh aksinya dan diukir oleh namanya…. Emas-emas Rothschild telah menyuplai ambisi para perdana menteri, pangeran, dan paus. Ia telah mendanai peperangan dan memperbaiki berbagai perjanjian, mengubah perpolitikan, dan memberi jaminan bagi tentara dan bangsa-bangsa.’ [Time, ‘Western Europe: New Elan in and Old Clan,’ Time, 20 Desember 1963. http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,938990,00.html.]

Siapakah sebetulnya keluarga Rothschild? Bagaimanakah keluarga ini meraih kemakmuran mereka? Dan apa peranan mereka dalam berbagai perubahan sejarah, khususnya yang terkait dengan gerakan Zionisme? Kita akan melihatnya lebih jauh dalam tulisan ini.

Dukungan pada Zionisme

Pendiri dinasti ini bernama Meyer Amschel Rothschild (1744-1812). Ia tinggal di ghetto (judengasse) di Frankfurt, Jerman dan ayahnya memiliki usaha perdagangan yang tak seberapa besar dan juga bisnis pertukaran uang. Menjadi yatim pada umur 12 tahun memaksanya untuk memenuhi penghidupannya sendiri. Ia mengembangkan karirnya sebagai penjual medali dan koin langka. Ia mampu mengembangkan bisnisnya dengan baik dan membangun hubungan serta mendapat kepercayaan beberapa kalangan bangsawan. Bisnisnya semakin besar dan merambah ke bisnis keuangan dan perbankan. Ia menjadi bankir utama bagi kalangan bangsawan, hingga ada orang sezamannya yang menyatakan bahwa raja-raja dan para kaisar membungkuk hormat di hadapan pundi-pundi uangnya.

Majalah Forbes menempatkan Meyer di urutan ke-7 dalam daftar 20 pebisnis paling berpengaruh sepanjang masa dan menganggapnya sebagai pendiri keuangan internasional (founding father of international finance).

Kelima orang anak lelakinya, atas arahan Meyer, mengembangkan bisnis keuangan keluarga mereka di negara-negara Eropa yang berbeda. Nathan (1777-1836), anak ketiganya, dikirim ke London pada tahun 1798. Anak yang termuda, Jacob (1792-1868), dikirim ke Perancis pada tahun 1811. Anak tertua, Amschel (1773-1855), meneruskan bisnis ayahnya di Frankfurt, sementara dua anak lelaki lainnya, Salomon, dan Calmann/ Carl, masing-masing membangun bisnis di Austria dan Naples. Kelima anak lelaki ini membangun bank dan bisnis keuangan di tiap-tiap negara tadi dan membangun jaringan bisnis keuangan internasional di antara mereka. [Lihat Youssef M. Ibrahim, ‘Restoring the House of Rothschild,’ The New York Times, 27 Oktober 1996 dan juga http://www.britannica.com/EBchecked/topic/510613/Rothschild-family?anchor=ref247854]

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

Populer