10 Relawan Disandera, Tak Ada Pertolongan Dari Yang Berwenang

(Sahabatalaqsha.com): Ke sepuluh relawan kemanusiaan ‘Road to Hope’ yang diculik dan disandera kaptel kapal Yunani Strofades IV sejak Rabu sore waktu Libya, akhirnya berhasil menghubungi keluarga dan rekan-rekan mereka melalui SMS.

Alhamdulillah mereka dalam keadaan baik secara fisik namun masih tetap dibatasi ruang geraknya oleh para penculik bersenjata, tidak diberi air bersih dan selama dua hari ini hanya mendapat satu kali makan.

Sahabat Al-Aqsha menerima SMS dari perwakilan ‘Road to Hope’ di London, Ellie Merton, bahwa para relawan tidak dalam keadaan berbahaya secara fisik, dapat duduk bersama di sebuah kabin di dek tempat kru kapal dan akhirnya dapat menghubungi dunia luar.

Kesepuluh relawan itu adalah:
Mustapha El-Guerbouzi (46), warga Inggris, dari London Barat
Kieran L Turner (38), warga Inggris, dari Liverpool
Raheal Parveez (25), wargaInggris, dari North East London
Aziz Mekkati (43), warga Aljazair, dari Aljiers.
Yunus Malik (23), warga Inggris, dari London.
Nagib Elgarib Elbarrami (32), warga Inggris
David T Callander (35), warga Irlandia
Tauqir A Sharif (23), warga Inggris, asal North East London
Kenneth O’Keefe (41), warga Irlandia
Kalid Mohamed Omar Ali (21), warga Inggris

Di kapal berbendera Malta tersebut ada 7 0rang warga Libya (bukan 3 seperti yang diberitakan sebelumnya). Mereka para petugas bea cukai, polisi perbatasan dan manajer pelabuhan Derna, Libya, yang masih bersama para relawan tengah berada di atas kapal Strofades IV seusai negosiasi pembayaran sewa kapal untuk membawa bantuan kemanusiaan dari Libya menuju pelabuhan Al-Arish, Mesir, sebelum kemudian menuju Gaza.

Keributan di antara pemilik kapal dan agen kapal di Derna kemudian direspon kapten kapal dengan melarikan kapal itu.

Menurut laporan para relawan, ketujuh warga Libya itu diperlakukan lebih baik dan diduga ditempatkan di kabin yang berbeda dengan para relawan. Mereka bergerak lebih bebas dan tetap melakukan kontak dengan pihak berwenang Libya melalui radio dan telepon genggam.

Kieran Turner mengatakan “ Kami akhirnya berhasil menggunakan radio kapal dan terhubung dengan kapal tanker yang berlayar di dekat kami, OCL Oakland. Kami mengirim pesan tentang kesulitan yang menimpa kami dan minta pertolongan dan ternyata pesan itu juga diterima beberapa kapal perang NATO di area P492 dan F452.”

Ken O’Keefe menambahkan, “Mereka bilang mau menolong, tapi tidak satupun di antara mereka datang untuk menolong kami. Itu sudah beberapa jam yang lalu.”

Kieran melanjutkan “Awalnya kami dibiarkan berada di bagian bongkar muat, di bagian belakang kapal, yang sangat berbahaya, terlebih saat kapal di tengah laut, pintu muat kapal masih terbuka lebar dengan kemiringan 45 derajat. Kami sama sekali tidak diberikan pelampung. Saat itu cuaca masih tenang. Sekarang cuaca buruk, bayangkanlah…”

Lebih jauh Kieran meneruskan “Awalnya kami juga dilarang berjalan ke bagian lain kapal, kami harus diam di dek bawah. Akhirnya kami berjalan di sekitar tempat kru, lalu mereka membiarkan kami menyesaki ruangan khusus merokok mereka. Lumayanlah, di sana setidaknya kami lebih aman dan kering dan ada sofa sehingga kami bisa berusaha untuk tidur. Diberi makan baru sekali, sejak kapal meninggalkan Derna. Diberikan akses ke air, tapi bukan air bersih.

Ken O’Keefe beberapakali berusaha berbicara dengan kapten kapal. Awalnya bisa, tapi sejak itu kapten kapal tidak mau lagi.

Kesepuluh relawan itu masih tidak tahu ke mana kapal itu akan dibawa. Mereka meminta Ellie Merton melusuri melalui website ship tracking untuk mengetahui posisi mereka.

Ellie menjelaskan mereka berada di sekitar 25 mil ujung bagian barat Crete, menuju ke lebih utara lagi dari wilayah perairan Yunani.

Diduga lokasi berlabuh yang akan dipilih kapten adalah sebuah pelabuhan kecil di kawasan barat Athena di daratan Yunani, sekitar beberapa jam lagi jauhnya.

Ellie Merton mengatakan, “Ini berita baik karena kami mengetahui mereka secara fisik selamat. Tapi kami tetap mencemaskan keseluruhan kondisi keselamatan dan keamanan mereka… Ini sebuah tindakan kriminal… pemilik kapal dan pembantu-pembantunya ternyata bersenjata dan melarang para relawan bergerak. Para relawan benar-benar disandera.”

Sementara itu harian the Guardian melaporkan bahwa kementerian luar negeri Inggris telah mengontak otorita Yunani dan Libya untuk mengakhiri penculikan ini dengan aman.

CNN melaporkan bahwa dua relawan melaporkan melihatnya ada pesawat-pesawat tempur terbang serta empat kapal perang Libya yang sempat mengejar Strofades IV, sebelum kemudian kapal itu memasuki perairan bebas. (EZ/Sahabat Al-Aqsha)

Shalat: Para relawan 'Road to Hope' saat berhenti dalam perjalanan dari London menuju Gaza. Foto: Laura Stuart

Kapal Penculik: Strofades IV, kapal Yunani berbendera Malta yang dipakai menculik dan menyandera para relawan Gaza.



Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

Populer