Wikileaks Bikin Gelisah Intelijen Dunia



(reuters.com)

INILAH.COM, Jakarta – Wikileaks tak pernah lolos saat mengungkap rahasia. Video pembantaian tentara AS yang diacak dengan teknologi tinggi pun berhasil diungkap hingga menggemparkan dunia.

Situs Wikileaks mulai dioperasikan Januari 2007 dan mempublikasikan secara anonim dokumen rahasia dari pemerintah, perusahaan dan organisasi besar. Situs ini membanggakan diri menjadi versi "uncensorable Wikipedia" tempat berbagi ensiklopedi online tanpa hubungan formal.

Wikileaks didirikan Julian Assange yang digambarkan sebagai "hacker komputer bermoral paling terkenal Australia". Situs itu juga memberi penghargaan pada matematikawan, wartawan, pembangkang China dan serta hal yang berbau teknologi lain.

Kegiatan usaha situs itu terselubung kerahasiaan. Situs ini sengaja tidak memiliki kantor pusat. Namun diyakini dijalankan oleh lima penyidik yang bekerja untuk menilai dan memverifikasi keaslian dokumen.

Situs nirlaba ini bergantung pada sumbangan kecil dari masyarakat. Tak heran tahun ini pernah ditutup selama beberapa pekan karena kehabisan uang.

Diperkirakan dokumen diterbitkan dari komputer di Swedia, dengan server di seluruh dunia melakukan mirroring ke situs itu. Struktur desentralisasi ini membuat Wikileaks sulit ditutup oleh negara manapun .

Dalam kejadian terbaru Wikileaks harus menjebol enkripsi militer Amerika untuk melihat video kru udara AS yang menembak wartawan Irak dan warga sipil. Masih belum jelas apakah kelompok itu menerima video terenkripsi dari sumber anonim, atau melalui hacking firewall Pentagon untuk memperoleh rekaman itu.

Reuters telah mencoba selama dua setengah tahun melalui Undang-undang Kebebasan Informasi untuk mendapatkan video di Irak itu, namun sia-sia.

Asssange mengatakan sebuah ‘lembaga penelitian’ telah menawarkan diri untuk membantu mendekripsi video Angkatan Darat yang diacak itu. Tapi ia menolak detail bagaimana mereka melakukannya.

WikiLeaks dan saluran televisi Icelandic kemudian mengirim dua orang ke Baghdad pekan lalu untuk mengumpulkan informasi tentang pembunuhan itu dengan biaya sebesar US$50.000.

David Schlesinger, editor-in-chief Reuters mengatakan “video itu mengganggu untuk ditonton tapi penting untuk ditonton." Dia mengatakan berharap bertemu dengan para pejabat Pentagon dan pers perlu belajar dari tragedi itu.

Belum usai kehebohan video tentara AS yang membatai warga sipil di Irak itu, Assange mengatakan situs itu akan segera menerbitkan video rahasia militer AS lain yang menunjukkan pembunuhan warga sipil di Afghanistan.

Upaya ini mendorong Pentagon untuk mencari cara menjatuhkan sanksi pidana guna mencegah penerbitan dokumen rahasia yang lain. Bulan lalu Assange memposting surat yang merinci dugaan upaya intelijen AS dan lembaga penegak hukum untuk memata-matai organisasinya.

Setelah memberikan pidato di Islandia, Assange menulis: "Kami telah menemukan setengah lusin upaya surveilans rahasia di Reykjavik baik oleh penutur asli bahasa Inggris dan Islandia. Saat individu ini didekati mereka lari. "

Dalam laporan yang bocor dan diterbitkan bulan lalu, Angkatan Darat Amerika Serikat menyebut Wikileaks sebagai ancaman bagi kegiatan operasional dan informasi.

AS bergabung dalan daftar panjang negara yang mengambil masalah dengan situs itu. Negara seperti China, Korea Utara, Thailand, Zimbabwe dan Rusia telah mencoba untuk memblokir akses ke Wikileaks setelah adanya pengungkapan di situs itu.

Sejak diluncurkan pada Desember 2006, WikiLeaks telah memposting lebih dari 1,2 juta dokumen dengan total lebih dari 10 juta halaman. Situs ini telah menerbitkan manual operasi dari kamp penahanan Teluk Guantanamo, rencana rahasia NATO untuk perang Afghanistan, dan persediaan bahan-bahan militer AS di Irak dan Afghanistan. Assange mengklaim situs tersebut menerima 10.000 dokumen baru setiap hari.

Situs yang menyebut dirinya ‘agen intelijen rakyat’ itu bertujuan membawa informasi yang tersembunyi menyangkut pemerintah dan perusahaan multinasional. Dengan demikian, situs tersebut telah menjadi duri bagi pihak berwenang di berbagai negara termasuk AS. Tapi Wikileaks menilai upayanya itu bentuk jurnalisme investigasi dan advokasi.

"Itu bisa dibilang apa yang dilakukan oleh lembaga mata-mata, jurnalisme investigatif teknologi tinggi," kata Julian Assange. "Sudah waktunya media ditingkatkan kemampuannya di sepanjang garis itu." [mdr]



Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

Populer