Teriakan MAling Untuk Dinas Pegawai Pajak

Jakarta - Mencuatnya kasus markus pajak Rp 28 miliar yang melibatkan bekas aparat pajak Gayus Tambunan menimbulkan efek yang luar biasa buruk bagi Ditjen Pajak dan para pegawainya. Pandangan masyarakat terhadap aparat pajak berubah menjadi negatif.

Dirjen Pajak M. Tjiptardjo pun berkeluh kesah seputar kesan negatif masyarakat terhadap pajak setelah mencuatnya kasus makelar pajak yang melibatkan Gayus Tambunan ini.

Ia berkeluh kesah seputar cap negatif masyarakat terhadap Ditjen Pajak dan aparatnya terlihat dari berbagai sindiran dan cibiran masyarakat. Bahkan popularitas Gayus pun kini sudah menandingi Ditjen Pajak sendiri.

"Dulu kalau ada bus yang berhenti di depan kantor pusat pajak, kondekturnya bilang pajak...pajak!! Namun setelah kasus Gayus, sekarang kondektur itu berteriak Gayus... Gayus!!" kata Tjiptardjo dalam rapat dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/4/2010).

Belum sampai di situ, Tjiptardjo mengatakan, para pegawai di Ditjen Pajak bahkan seringkali diteriaki maling oleh masyarakat saat mereka berada di tempat umum.

"Jadi kalau ada pegawai yang lupa melepaskan name tag kerja, mereka seringkali diteriaki maling," ungkap Tjiptardjo.

Bahkan yang lebih parah lagi, cibiran kasar juga pernah ditelan oleh pegawai pajak dalam hubungan sosialisasinya di masyarakat.

"Di arisan atau pengajian, kalau ada orang pajak yang ikut, maka orang lain mengatakan najis. Jadi dampak kasus Gayus ini luar biasa," tutupnya.

Gayus Tambunan merupakan mantan pegawai pajak yang sudah dipecat karena terlibat makelar kasus pajak. Dengan gaji Rp 12,1 juta, Gayus diketahui memiliki rekening hingga Rp 28 miliar plus harta rumah dan mobil mewah. Gayus sempat kabur bersama istri dan 3 anaknya ke Singapura, namun akhirnya menyerahkan diri. Gayus kini ditahan rutan Brimob Kelapa Dua. (dnl/qom)

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

Populer