Sawit Jadi Bahan Peledak

MALANG - Tidak ada benda yang tidak berguna di alam ini sepanjang manusia bisa menggalinya. Selain air bisa diolah untuk dijadikan energi bahan bakar, tandan kosong kelapa sawit pun bisa disulap sebagai bahan proyektil atau peluru.

Kok bisa? Ada unsur nitroselulosa di kandungan tandan sawit yang bisa diubah jadi zat propelan. Zat propelan inilah memiliki daya ledak atau pemicu yang bisa digunakan untuk menambah kekuatan ledakan peluru.

Riset itu sudah dilakukan oleh Timbul Siahaan, mahasiswa Program Doktor Ilmu Pertanian Universitas Brawijaya (UB). Karena dinilai sukses melakukan temuan baru itu, Kepala Bidang Pengendalian Puslitbang Departemen Pertahanan (Dephan) ini resmi meraih gelar doktor. Kemarin, disaksikan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yosgiantoro, Timbul Siahaan dinilai berhasil menuntaskan S3-nya dengan predikat cumlaude.

Dalam paparannya, Timbul menjelaskan, selama ini tandan sawit dianggap sebagai bahan limbah. Tidak ada yang mau memfungsikan kecuali sebagai bahan bakar. Harganya pun sangat murah. Padahal setelah ia melakukan penelitian selama tiga tahun, akhirnya menemukan zat nitroselulosa yang mudah terbakar. Namun zat ini tidak bisa berdiri sendiri, ia harus dicampur dengan nitrat untuk menghasilkan daya ledak kuat. "Zat inilah yang sedang diupayakan untuk dikembangkan menjadi salah satu komponen dalam peluru," ungkap Tulus.

Menurut dia, potensi untuk menghasilkan propelan sebenarnya bukan hanya dari sawit. Dari kayu randu, batang pisang, ampas sagu, dan singkong juga ada. Hanya saja kadar nitroselulosanya paling tinggi adalah sawit. Karakter daya ledak tandan kelapa sawit juga lebih bagus.

"Maka kenapa kami serius riset ini. Karena saya yakin riset ini akan manfaat bagi pertahanan bangsa ini," tandas alumnus UPN Veteran, Jakarta ini.

Sementara, Dirut PT Pindad Syaharudin menambahkan, hasil riset itu masih belum dikaji secara maksimal. Apakah potensi yang ada pada propelan itu benar-benar cocok untuk peluru. Ia mengakui, di dalam peluru memang ada zat nitroselulosa. Hanya jenis nitroselulosa itu sangat banyak ragamnya. Ia mencontohkan kain untuk pakaian itu juga mengandung nitroselulosa, makanya mudah terbakar.

"Hanya seberapa kandungannya itu yang membedakan. Dan yang dari sawit masih belum kami teliti," kata Syaharudin. (abm/war)

sumber : Jawa Pos

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

Populer